Kamis, 15 April 2010

Dakwah

Metode Dakwah dalam Perspektif Al-Qur’an

A.Dakwah Dalam Perspektif Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah kitab yang digunakan dalam proses dakwah dan berpuncak sebagai kitab penetapan syariat.
Sejak permulaanya, Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT sebagai kitab dakwah. Yakni, rujukan untuk hal yang baik dan mengikuti jejaknya ( Rasul Nabi Muhammad SAW). Yang berarti, ajaran untuk menaati dan mengikuti ajaran Islam yang dikehendaki oleh Allah untuk di ikuti oleh para manusia, dan menjadi ajaran yang membawa petunjuk manusia pada keadaan yang benar. Dengan begitu dapat diartikan bahwa Al-Qur’an adalah atmosfir dakwah.
“Serulah (Manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesunguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengatahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Karena itulah Al-Qur’an secara langsung mengenalisis dan memonitoring sebagai pendorang dan pakar para tabligh. Serta kajian yang hendak dipakai dalam proses dakwah serta metodenya, berikut adalah tehnik pelaksanaannya :
1.Dasasr-dasar metode dakwah dalam Al-Qur’an
Pada ayat di atas dapat disimpulkan bahwa metode dakwah yang digunakan adalah dengan cara :
a.Hikmah ialah perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil.
b.Mauidah Hasanah ialah perkataan atau ucapan-ucapan yang baik yang berisi nasihat yang baik pula.
c.Berdiskusi dengan cara yang baik dari dikusi-didkusi yang ada.

2.Pendekatan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW ialah :
a.Pendekatan Personal
Ialah dakwah dengan cara menyampaikan kepada orang-orang terdekatnya.
b.Pendekatan Pendidikan
Ialah memberikan pengajaran atau bimbingan yang berisi pesan positif yang bisa di jadikan pedoman dalam kehidupan agar mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat.
c. Pendekatan Penawaran
Sepert : Bai’ad Aqabah Pertama
Filsafat pendekatan penawaran
d.Pendekatan Misi
Ialah pengiriman tenaga da’i ke daerah di luar tempat tinggal Nabi SAW untuk mengajarkan Islam.Misi ini pada giliranya nanti juga dilakukan secara luas.Pada masa sahaba, khususnya para pemerintahan, Umar Bin Khatab, berikut ini adalah contoh misi yang pernah dilakukan oleh Nabi yaitu :
“ Mengirim tenaga Da’I ke daerah Yatsrib”
e. Pendekatan Korespondensi (Mukatabah).
Ialah memberikan surat yang berisi suruan untuk masuk Islam, tentang aturan-aturan yan wajib dikerjakan oleh orang-orang non muslim terhadap pemerintahan Islam.
f.Pendekatan Diskusi (Mujadalah).

B.Metode Monitoring
Monitoring yang dilakukan secara Al-Hikmah ialah pendekatan yang secara ucapan yang sedikit lafadz tapi banyak makna yang diterima.
Sebagai metode dakwah yang diartikan bijak sana akal budi yang mulia, dan lapang hati yang bersih, menarik orang kepada Agama Islam. Atau Tuhan.
Hikmah berjalan pada metode yang praktis, (Realistis) dalam melakukan suatu perbuatan. Maksudnya, ketika seorang Da’I akan memberikan ceramahnya pada saat tertentu, haruslah selalu memperhatikan realitas yangt terjadi di luar, baik pada tingkat intelektual, pemikiran, psikologis, maupun social. Semua harus menjadi acuan yang harus dipertimbangkan.
Ada sekelompok orang yang hanya memikirkan iklim dakwah yang penuh gairah dan berapi api.sementara, sementara sekelompok yang lain memerlukan iklim dakwah yang sejuk dan seimbang memberikan kesempatan kepada kaum intelektual untuk berfikir dalam rangka menumbuhkan ketenangan jiwa.Dari hikmah ini akan lahir kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam menerapkan langkah-langkah dakwah baik secara metodologis maupun praktis.
1.Langkah-langkah dakwah baik secara metodologis maupun praktis yaitu :
a.Al-Mau’dzatil Hasanah
Adalah ungkapan yang mengandung unsure bimbingan, pendidikan, pengajaran, kisah-kisah, berita gembira atau pesan-pesan positif yang bisa dijadikan pedoman dalam kehidupan agar mendapat kseselamatan dunia dan akhirat.ini selalalu di gunakan dalam bentuk kelembagaan (Institusi) formal dan non formal, misalnya Nabi Kepada Umatnya, guru kepada muridnya.
b.Al-Mujdalahbil-Kah Hiya Ahsan
Merupakan tukar pendapat yang dilakukan oleh pihak secara energies, yang tidak melahirkan permusuhan dengan tujuan agar lawan menerima pendapat yang diajukan dengan memberikan argumentasi dan bukti yang kuat.

C. Evaluasi

1.Antara Kewajiban Dan Keberhasilan
Dalam menjalankan tugas dakwah, Nabi Muhammad SAW hanya berkewajiban menyampaikan ajaran Allah Kepada Umat manusia. Masalah apakah manusia kemudian akan mengikuti ajaran itu atau menolaknnya, hal Itu di luar tanggung Jawab Nabi. Untuk Allah Menegaskan :

“ Jika mereka masuk Islam sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan ( ayat-ayat Allah) ( QS.41:34)

Sebagai seorang yang memperoleh tugas dakwah, Nabi SAW memang berobsesi agar seluruh umat manusia masuk Islam.Tapi Nabi tidak punya kemampuan untuk memberikan taufiq sehingga seseorang menjadi mu’min dan taat kepada Allah. Hanya sebatas memberikan penerangan dan bimbingan kepada seseorang.
2.Kriteria Keberhasilan Dakwah
Dakwah dapat dikatan berhasil apabil seorang lawan sudah menjadi kawan, atau dengan kata lain seorang non muslim telah menjadi muslim.
Allah Berfirman :
“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, Maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah Telah menjadi teman yang sangat setia.”(QS.: 41: 34).


Kalau hal itu memang benar-benar berhasil, tentu itu bukan lagi sekedar berhasil tapi lebih dari sekedar berhasil. Karena ketika Beliau wafat, jumlah para sahabat yang beriman kepada ajaran Beliau tidak kurang dari 114000 orang.
3Rahasia Keberhasilan Dakwah Nabi
•Adanya konsisten dengan etika dakwahnya.
•Adanya keteladanan (uswah, qudwah) yang Beliau berikan kepada para sahabat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar