Kamis, 15 April 2010

Filsafat Umum

ontoogi,epistimologi dan aksiologi

A.ONTOLOGI
Tokoh yang membuat istilah ontologi adalah Christian Wolff (1679-1714). Istilah ontologi
berasal dariYunani yaitu Ta onta berarti yang ada, dan logi berarti ilmu pengetahuan atau ajaran. Dengan demikian, ontologi adalah ilmu pengetahuan atau ajaran tentang yang berada.
Persoalan dalam keberadaan menurut Ali Mudtofir (1996) ada tiga pandangan yang masing-masing menimbulkan aliran yang berbeda.
Tiga segi pandangan itu adalah sebagai berikut :
1.keberadaan dipandang dari segi jumlah (kualitas).
Pandangan ini melahirkan beberapa aliran filsafat sebagai jawabannya, yaitu sbb :
a.monisme
Aliran yang menyatakan bahwa hanya satu kenyataan fundamental. Tokohnya antara lain : Thales (625-545 SM) yang berpendapat bahwa kenyataan yang terdalam adalah satu substansi, yaitu air. Anaximander (610-547 SM) berkeyakinan bahwa yang merupakan kenyataan terdalam adalah Apeiron, yaitu sesuatu yang tanpa batas, tidak dapat ditentukan dan tidak memiliki persamaan salah satu benda yang ada dalam dunia.
b.Dualisme (serba dua)
Aliran yang menganggap adanya dua substansi yang masing-masing berdiri sendiri. Tokoh-tokoh yang termasuk aliran ini adalah : Plato (428-348 SM), yang membedakan dua dunia, yaitu dunia indra (dunia bayang-bayang) dan dunia ide (dunia yang terbuka bagi rasio manusia). Rene Descartes (1596-1650 M) yang membedakan substansi pikiran dan substansi keluasan.
c.Pluralisme (serba banyak)
Aliran yang tidak mengakui adanya satu substansi atau dua substansi melainkan banyak substansi. Para filsuf yang termasuk Pluralisme di antaranya : Empedokles (490-430 SM) yang menyatakan bahwa hakikat kenyataan terdiri atas empat unsure, yaitu udara, api, air dan tanah. Anaxagoras (500-428 SM) yang menyatakan bahwa hakikat kenyataan terdiri atas unsure-unsur yang tidak terhitung banyaknya, sebanyak jumlah sifat benda dan semuanya di kuasai oleh suatu tenaga yang dinamakan Nous.
2.Keberadaan di pandang dari segi sifat (kualitas)
Keberadaan di pandang dari segi sifat (kualitas) menimbulkan beberapa aliran sebagai berikut :
a.Spritualisme
Spritualisme mengandung beberapa arti yaitu :
•Ajaran yang menyatakan bahwa kenyataan yang terdalam adalah roh (Pneuma, Nous, Reason, Logos), yakni yang mengisi dan mendasari seluruh alam.
•Kadang-kadang dikenakan pada pandangan Idealistis yang menyatakan adanya roh mutlak.
•Di pakai dalam istilah keagamaan untuk menekankan pengaruh langsung dari roh suci dalam bidang agama.
b.Materialisme
Adalah pandangan yang menyatakan bahwa tidak ada sesuatu nyata kecuali materi pikiran dan kesadaran hanyalah penjelmaan dari materi yang dapat di kembalikan pada unsur-unsur fisik.
Tokoh aliran ini antara lain Demokrites ( 460-370 sm) berkeyakinan bahwa alam semesta tersusun, atas atom-atom kecil yang memiliki bentuk dan badan. Thomas Hobbes ( 1588-1679) berpendapat bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia merupakan gerak dari materi, Bigi Thomas Hobbes, Filsafat sama dengan Ilmu yang mempelajari benda-benda.



3.Keberadaan di pandang dari segi proses, kejadian, atau perubahan.
Aliran yang berusaha menjawab persoalan ini adalah sebagai berikut:
a.Mekanisme
Menyatakan bahwa semua gejala dapat di jelaskan berdasarkan asas-asas mekanik semua peristiwa semua peristiwa adalah hasil dari materi yang bergerak dan dapat di jelaskan menurut kaedah. Pandangan ini di anut oleh Galileo Galilei (1564-1641) dan filsuf lainnya dalam abad ke 17 sebagai filsafat mekanik..

b.Teologi (serba-tujuan)
Berpendirian bahwa yang berlaku jalan, kejadian alam bukanlah kaidah sebab akibat akan tetapi sejak semula memang ada sesuatu kemauan atau kekuatan yang mengarahkan alam ke suatu tujuan.

Menurut Aristoteles, untuk melihat kenyataan sesungguhnya kita harus memahami empat sebab, yaitu sebab bahan (material cause), sebab bentuk (formal cause), sebab kerja (efficient cause), dan sebab tujuan (final cause).

c.Vitalisme
Memandang bahwa kehidupan tidak dapat sepenuhnya dijelaskan secara fisika, kimiawi, karena hakekatnya berbeda dengan yang tidak hidup. Filsuf vitalisme seperti Henry Bergson (1859-1941) menyebutkan clan vital.
Organisme, aliran ini biasanya dilawankan dengan mekanisme dan vitalisme. Menurut organisme, hidup adalah suatu struktur yang dinamis suatu kebetulan yang memiliki bagian yang heterogen, akan tetapi yang utama adalah adanya sistem yang teratur. Semua bagian bekerja dibawah kebulatannya.

B.EPISTEMOLOGI
A.Pengertian Epistemologi
Istilah epistemologi di pakai pertama sekali oleh J.F. Feriere yang maksudnya untuk membedakan antara dua cabang filsafat, yaitu epistemology dan antologi (matefisika umum).
Epistemologi berasal dari kata yunani, episteme dan logos. Epistime biasanya diartikan pengetahuan atau kebenaran, dan logos diartikan pikiran, kata, atau teori. Epistemologi secara etemologi dapat di artikan teori pengetahuan yang benar dan lazimnya hanya disebut teori pengetahuan yang dalam bahasa inggris menjadi theory of knowledge.
Istilah-istilah lain yang setara maksudnya dengan epistemology dalam berbagai kepustakaan. Filsafat kadang-kadang disebut juga logika material, criteriology, kritikan, pengetahuan, gnosiology dan dalam bahasa Indonesia lazim dipergunakan istilah filsafat pengetahuan (Abb as Hamami M.1982, hlm.1).
1.Logika Material
Istilah logika material sudah mengandalkan adanya ilmu pengetahuan yang lainyang disebut logika formal. Sesungguhnya istilah logika material ini secara khusus hanya terdapat pada kepustakaan kefilsafatan Belanda.
Apabila logika formal menyangkut dengan bentuk pemikiran maka logika material menyangkut isi pemikiran. Dengan perkataan lain, apabila logika formal yang biasanya disebut logika berusaha untuk menyelidiki dan menetapkan bentuk pemikiran yang masuk akal, logika material berusaha untuk menetapkan kebenaran dari suatu pemikiran ditinjau dari segi isinya.
2.Kriteriologia
Istilah kriteriologia berasal dari kata kriterium yang berarti ukuran. Dalam hal ini yang dimaksud adalah ukuran untuk mendapatkan benar tidaknya suatu pikiran atau pengetahuan tertentu.Dengan demikian, kriteriologia merupakan sustu cabang filsafat yang berusaha untuk menetapkan benar tidaknya suatu pikiran atau pengetahuan berdasarkan ukuran tentang kebenaran.
3.Kriteria Pengetahuan.
Istilah kritikan pengetahuan sedikit banyak ada sangkut pautnya dengan istilah kriteriologi yang dimaksud kritika disini adalah sejenis usaha manusia untuk menetapkan, apakah sesuatu pikiran atau pengetahuan manusia itu sudah benar atau tidak benar dengan tujuan meninjaunya secara sedalam-dalamnya.


4.Gnosesologia
Istilah gnoreologi berasal dari kata gnosis dan logos. Dalam hal ini gnosis berarti pengetahuan, yang bersifat keIlahian, sedangkan logos berarti ilmu pengetahuan.
5.Filsafat Pengetahuan
Secara singkat dapat dikatakan bahwa filsafat pengetahuan merupakan salah satu cabang filsafat yang mempersoalkan mengenai masalah hakikat pengetahuan.
J.A Niels mulder menuturkan epistemology adalah cabang filsafat yang mempelajari soal tentang watak, batas-batas dan berlakunya dari ilmu pengetahuan.

B.Arti Pengetahuan
Pengetahuan adalah suatu istilah yang dipergunakan untuk menuturkan apabila seseorang mengenal tentang sesuatu. Sesuatu hal yang menjadi pengetahuanya adalah suatu terdiri atas unsur yang mengetahui dan yang tidak diketahui serta kesadaran mengenai hal yang ingin di ketahuinya itu.Oleh karma itu,pengetahuan selalu menuntut adanya subjek yang mempunyai kesadaran untuk mengetahui tentang sesuatu dan objek yang merupakan sesuatu yang di hadapinya sebagai hal yang ingin diketahuinya.
Semua pengetahuan hanya di kenal dan ada di dalam pikiran manusia tanpa pikiran pengetahuan tidak akan eksis. Oleh karena itu, keterkaitan antara pengetahuan, dengan pikiran merupakan sesuatu yang kodrati. Bahwa (dalam Rizal Mustansyir ddk 2001) menyebutkan ada delapan hal penting yang berfungsi membentuk struktur pikiran manusia, yaitu sebagai berikut :
a)Mengamati (observes), pikiran berperan dalam mengamati objek-objek.
b)Menyelidiki (inquires): ketertarikan pada objek di kondisikan oleh jenis-jenis objek yang tampil.
c)Percaya ( belives) manakala suatu objek muncul dalam kesadaran objek-objek itu di terima sebagai objek yang menampak.
d)Hasrat (diseres): kodrat hasrat ini mencakup kondisi biologis serta psikologis dan interaksi di alektrik antara tubuh dan jiwa .
e)Maksud (intends): kendatipun memiliki maksud ketika akan mengobservasi, menyelidiki, mempercayai, dan berhasrat, namun sekaligus perasaan nya tidak berbeda atau bahkan terdorong ketika melakukanya.
f)Mengatur (organizez): setiap pikiran adalah suatu organisme yang teratur dalam diri seseorang.
g)Menyesuaikan ( adapts): menyesuaikan pikiran sekaligus melakukan pembatasan-pembatasan yang dibebankan pada pikiran melalui kondisi keberadaan yang tercakup dalam otak dan tubuh di dalam fisik, biologis, lingkungan sosial dan cultural dan keuntungan yang terlihat pada tindakan, hasrat, dan kepuasan.
h)Menikmati (enjoys): pikiran-pikiran mendatangkan keasyikan.

C.Terjadinya Pengetahuan
Masalah terjadinya pengetahuan adalah masalah yang amat penting dalam epistemologi, sebab jawaban terhadap terjadinya pengetahuan maka seseorang akan bewarna pandangan atau paham filsafatnya. Jawaban yang paling sederhana tentang terjadinya pengetahuan ini apakah berfilsafat a priori atau a posteriori. Dengan demikian pengetahuan ini bertumpu pada kenyataan objektif. ( Abbas Hamami M,1982, hlm.11)
Sebagai alat untuk mengetahui terjadinya pengetahuan menurut John Hospers dalam bukunya An Introduction to Philosophical Analysis mengemukakan ada 6 hal yaitu sebagai berikut :
1)Pengalaman Indra ( sense experience)
2)Nalar (reason)
3)Otoritas ( authority)
4)Intuisi (intuition)
5)Wahyu (revelation)
6)Keyakinan (faith)
D.Teori Kebenaran

Dalam pengembangan pimikiran filsafat perbincangan tentang kebenaran sudah di mulai sejak plato yang kemudian di teruskan oleh Aristoteles. Plato memulai metode dialog membangun teori pengetahuan yang cukup lengkap sebagai teori pengetahuan yang paling awal.
Secara tradisional teori-teori kebenaran itu adalah sebagai berikut :
1)Teori kebenaran saling berhubungan (coherence theory of truth).
Pembuktian teori kebenaran koherensi dapat melalui fakta sejarah apabila merupakan proposisi sejarah atau memakai logika dengan pernyataan yang bersifat logis.
2)Teori kebenaran saling berkesesuaian (correspondence Theory of Truth)
Teori kebenaran konsep podensi paling awal dan paling tua yang berangkat dari teori pengetahuan aristoteles yang menyatakan bahwa segala sesuatu yang kita ketahui dapat dikembalikan pada kenyataan yang di kenal oleh subjek.
3)Teori kebenaran Inhorensi ( Inhorent Theory of Truth)
Kadang-kadang teori ini di sebut teori pragmatis pandanganya adalah suatu proposisi bernilai benar apabila mempunyai konsekuensi yang dapat dipergunakan atau bermanfaat.
4)Teori kebenaran Berdasarkan Arti (semanbic Theory of Truth).
Teori kebenaran semantik di anut oleh paham filsafat analitika bahasa yang di kembangkan paska filsafat Bertrand Russell sebagai tokoh pemula dari filsafat analitika Bahasa .
5)Teori Kenaran Nondeskripsi.
Teori kebenaran nondeskripsi di kembangkan oleh penganut Filsafat Fungsionalisme.
6)Teori kebenaran sintaksis
Para penganut teori kebenaran sintaksis berpangkat tolak pada keteraturan sintaksis atau gramatika yang di pakai oleh suatu pernyataan atau tata bahasa yang melekat.
7)Teori kebenaran Logis yang berlebihan ( Logical superfluity of Truth)
Pada dasarnya menurut teori kebenaran ini bahwa problema kebenaran hanya merupakan kekacauan bahasa saja dan berakibat suatu pembosanan, karena pada dasarnya apa yang hendak dibuktikan kebenaranya memiliki derajat logis yang sama masing-masing saling melingkupinya.

E.Jenis-jenis Pengetahuan
Pengetahuan menurut soejono soemargono ( 1983) dapat di bagi atas :
1.Pengetahuan non ilmiah
2.Pengetahuan Ilmiah

Jenis pengetahuan dapat dilihat menurut pendapat plato dan aristoteles plato membagi pengetahuan menurut tingkatan pengetahuan, sesuai dengan karakteristik objeknya.pembagiannya adalah sebagai berikut.
1.Pengetahuan Eikasia ( khayalan)
Tingkatan yang paling sderhana disebut pengetahuan elkasia, yakni pengetahuan yang objeknya berupa bayangan atau gambaran
2.Pengetahuan pistis ( substansial)
Suatu tingkat di eikasia adalah tingkatan pistis atau pengetahuan substansial.
3.Pengetahuan Dianonya (matematika)
Plato menerangkan tingkat pengetahuan ini adalah tingkat yang ada di dalamnya sesuatu yang tidak hanya terletak pada fakta atau objek yang tampak, tetapi juga terletak pada bagaimana cara berpikir.
4.Pengetahuan Noesis (Filsafat)
Pengetahuan tingkat tertinggi disebut noesis pengetahuan yang objeknya arhe yakni prinsip-prinsip utama yang mencakup epistemologis dan melafisik.

C.AKSIOLOGI

Aksiologi adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang nilai secara umum pada dasarnya ilmu harus digunakan dan dimanfaatkan untuk kemaslahatan manusia. Dalam sarana atau alat dalam meningkatkan taraf hidup manusia dengan memperhatikan kodrat manusia, martabat manusia, dan kelestarian, atau keseimbangan alam.

DAFTAR PUSTAKA
- Drs. Sunajiyo, Ilmu Filsat Suatu Pengantar, Diterbitkan oleh, PT Bumi Aksara, Jakarta.
- Drs. Surajiyo, Filsafat ilmu dan perkembangannya di Indonesia, diterbitkan oleh PT Bumi, Aksara, cet.2. Jakarta, 2008.


.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar