Sebuah
festival besar pasti akan menimbulkan semangat yang besar pula untuk dapat
mengikutinya. Mengikuti atau sekedar mengikuti?? Semangat atau hanya semangat??
Kebaikan atau kebetulan berjumpa?? Tak taulah, hehe tulisan tulisan ini di
tuliskan sebagai pengganti lidah yang tak pandai bertutur kata dengan jelas dan
terbatas serta berharap ada cahaya yang dapat terus menerangi jiwa sampai
harinya tiba.
Ya,,,
kesempatan kali ini kita akan bercerita tentang Semangat ramadhan. Ramadhan
bulan yang penuh berkah dan keberkahannya itu menimbulkan dan melahirkan semangat
tersendiri dalam diri, di sadari maupun tidak kita semua merasakannya,
merasakan bagaimana ramadhan memberikan semangat tersendiri dalam diri kita anak
cucu adam. Semangat dalam bekerja, semangat dalam berbagi, semangat dalam
beramal. Semangat dalam berbuka bersama, dan,,,, hehehe sampe sampe untuk tidur
juga semangat (eits yg terakhir ini ndak bagus buat menjadi rutinitas).
Semangat dan
semangat untuk melakukan segalanya bak itu yang positif dan negatif (inilah
potret wajah kehidupan kita setiap ramadhan tiba). Lihatlah,,, kita dapat melihat dengan mata
kepala kita, fenomena ini terjadi setiap tahun di negeri kita ini. Di daerah
kita atau di desa kita atau juga di dalam diri kita, selama hari hari bulan
ramadhan ini berlangsung. ^_^
Tentunya
semangat semangat seperti itu bagus, dan semangat seperti itu juga harus terus
kita jaga. Namun ada juga sebuah hal yang harus kita pahami dan perbaiki bahwa
untuk beramal atau berbagi tidaklah harus menunggu semangat yang tinggi itu
datang dulu, itu tidak baik,, karena kalau itu yang kita lakukan, lalu apa
bedanya kita dengan kebanyakan orang? Menunggu dulu semangat datang, baru mau
melakukan. Menunggu dulu ramadhan datang baru mulai beramal dan berbuat baik
untuk meninggalkan keburukan. Semangat itu bukan lamanya yang penting, tapi
yang kita lakukan di dalam semangat itu yang paling penting.
Yaaa,,, memang
banyak di antara kita, juga termasuk saya, atau juga pembaca, hehehe….Jauh
sebelum ramadhan datang kita telah menyiapkan “sejuta” program dan agenda untuk
mengisi hari hari dalam ramadhan. Inilah acara “rutin” tahunan kita selama ini,
seakan akan dan seolah olah, ciee,, hehehe kita hanya menunggu datang dan
perginya ramadhan. Lalu setelah itu kita kembali pada kesibukan lain yang biasa
kita lakukan di sebelas bulan yang lain. Seakan akan kita menghormati ramadhan
hanya pada bulan ramadhan. Kita berpuasa menahan diri hanya pada bulan
ramadhan, termasuk berkumpul bersama dengan keluarga, menyantuni fakir miskin,
mengasihi anak yatim, bersedekah, membaca dan mengkaji qur’an serta kebaikan
kebaikan lainnya.
Namun semua
itu juga masih menyisakan tanda tanya kepada kita, coba jawab, seberapa
murnikah niat kita dalam melaksanakan amalan amalan ibadah kita itu?? Dimana
“posisi” Allah dalam diri kita dalam kesibukan kita yang khas itu?? Kita di
anugrahi Allah umur sehari sebanyak 24 jam,
berapa jam-kah yg kita gunakan untuk kehdiupan dunia dan berapa jam-
atau berapa menit saja untuk kehidupan akhirat?? Berapa jam untuk menikmati
hidup duniawi dan berapa jam untuk berdua duan dengan ilahi dalam zikir,
mislanya?? Kita perluas lagi, hehe,,,Dalam setahun kita di anugrahi umur
sebanyak 12 bulan, ok, tarulah sebulan, di bulan ramadhan ini, kita gunakan
sepenuhnya untuk akhirat, sepadan-kah 11 bulan jika seluruhnya kita gunakan
hanya untuk menyibuki diri dengan kesibukan urusan duniawi?? Heum,,,Kita yang
tak menghitung atau kita yang tak tau hitungan?? ^_^
Eniwei,,,,
hehe yaa,, seharusnya semarak dan semangat kehidupan beragama seperti dalam
bulan ramdhan ini tak hanya sebatas rutinitas lahiriyah (slogan, spanduk,
atribut atribut yang di sesuaikan, siaran siaran tv di penuhi dengan siraman
rohani, jam kerja yang di percepat untuk pulang, dan macam macam lainnya) saja,
tapi juga harus di imbangi dan di ikuti dengan semarak dan semangat bathiniyah
(menyadari dan menyayangi diri dengan terus menerus mengingat yang maha
mengingat, semangat untuk mengingat ilahi tak hanya di habiskan dalam ramadhan
saja.
Dengan bahasa
yang lebih sederhana (mengutip perkataannnya Gus Mus : “bahwa amalan yang kita
lakukan seyogyanya tak hanya sebatas pada “daging” (lidah) saja, tapi juga
harus masuk dan menembus daging itu (masuk ke dalam hati) hehe. Supaya ada
kesan tersendiri dalam sanubari sehingga kuat tertancap dan tertanam dalam diri
yang pada akhirnya menimbulkan keyakinan dan semangat dalam diri untuk
melakukannya di kemudian hari tidak hanya sebatas pada bulan ramadhan ini, tapi
juga pada bulan bulan yang lain.
Sehingga semangat
dan semarak ramadhan tidak begitu saja berlalu sebagaimana “momen momen” rutin
lainnya yang tak membekas dalam hati dan sanubari. Tetap semangat !! hehehe
semangat dalam beramal dan beramal dengan ikhlas tak hanya beramal dengan modal
semangat 45 saja (setelah 4, 5 menit hilang) hehee semangat beramal dalam
ramadhan, setelah ramadhan amalan pun hilang. Janganlah seperti itu…. ^_^
Yaa…. Selamat
Berpuasa Ramadhan. Semoga Allah SWT mengampuni kekurangan kekurangan kita dan
menerima amal ibadah kita dan tetap menetapkan dan memantapkan hati kita dalam
islam dan iman. Amin,,,! ^_^
Ramadhan
Bulan Mulia,
Memuliakan
Manusia Yang Memuliakannya
Tanpa
Kita Memuliakannya Ia Tetap Mulia
Sebab
Kemuliaan Ramadhan
Kita
Menjadi Mulia
Maaf,,,, tak ada maksud
menggurui, hanya sekedar berbagi!! Jangan bosan untuk menikmatinya ya!! ^_~
Asam Peutik, 22 Juli 2013