Ramdhan Karim,
akhirnya bulan ramadhan yang kita rindukan selama ini telah kita jalani beberapa
hari, beberapa saat dan beberapa detik, sebelum bulan ini datang kita telah
mempunyai rencana kegiatan yang sangat banyak untuk mengisi bulan ini dengan
amal dan kegiatan yang bermanfaat untuk diri maupun teman dan orang-orang yang
ada di sekitar kita.
Sebelumnya
kita sangat ingin bertemu dengan bulan ini, bulan ramadhan yang Allah
memberikan begitu banyak rahmat dan keberkahan dalam bulan ini, bulan yang di
muliakan oleh Nabi SAW dan di “agung-agungkan” oleh banyak kaum muslimin di
penjuru dan sudut kampung yang di diami oleh orang islam. Balai, meunasah,
surau, langgar, masjid dan tempat-tempat ibadah ramai di kunjungi dan gemuruh
saut sautan tilawah terdengar dari mulai kita membuka mata sampai kita membuka
mata lagi.
Namun sedikit
dari kita yang benar-benar serius untuk melakukan dan mebuktikan rencana-rencana
yang telah kita susun jauh seelum bulan ini datang dengan keseriusan dan
pembuktian yang nyata. Nanti akan tampaklah setelah 2, 3, 6 ,12, 22 hari
ramdhan ini berjalan semangat kita untuk beribadah dan beramal lambat laun
mulai mengendur. Rencana-rencana yang telah kita susun dan angan-angan yang
telah tergambar dalam pikiran serta hasrat dan keinginan dalam hati mulai
menghilang sebab tertutupi oleh nafsu yang mulai mengumpulkan awan-awan hitam
menghilangkan sinar mentari yang baru saja bersinar menyinari sanubari dalam
jasad ini.
Remang-remang
terdengar suara yang mengatakan bahwa itu terjadi karena persiapan yang kurang
baik selama bulan bulan rajab dan sya’ban,. Yaaa,,,, rajab, sya’ban dan
ramadhan memang sangat memilki keterkaitan, terelepas ada riwayat yang
mengatakan begini dan begitu, namun yang ingin kita pahami dengan bahasa dan
pemahaman yang sederhana adalah Bagaimana mungkin seseorang bisa melaksanakan
sebuah pesta yang mewah dan megah kalau persiapannnya hanya 1 atau 2 hari??,
Bagaiamana mungkin sebuah desa bisa menang untuk mengikuti lomba desa kalau
persiapannya hanya 1 atau 2 minggu?, dan Bagaimana mungkin seorang atlet balap
sepeda misalnya bisa memperoleh juara kalau pesiapannya hanya 1 atau 2 bulan??
Lebih lagi kita ini ingin menghadapi perlombaan dan berlomba untuk mencapai dan
mendapatkan juara taqwa, pesiapannya juga harus baik dan benar, tidak hanya
sebatas pada pesiapan niat saja tapi juga yang disiapkan adalah pesiapan
amaliayah jauh hari dalam bulan rajab dan bulan sya’ban dengan membiasakan diri
pada kebaikan dan perbaikan.
Kalau
persiapannya kurang maka kita harus siap untuk kerja keras dan berusaha sekuat
tenaga untuk menjalani “perlombaan” dalam bulan ramadhan ini, kalaupun nanti
kita jatuh pada minggu pertama atau minggu kedua pada perlombaan bulan ini ya
terimalaah dengan ikhlas hehe bahwa memang kita belum bisa dan siap untuk mendapatkan
juara taqwa sebab kita tak bisa mengikuti setiap fase dan tahapan perlombaan
yang ada di bulan ini dan kita juga harus bisa menerima hadiah sesuai dengan
persiapan dan usaha serta perjuangan yang kita lakukan sebelum dan dalam bulan
ini.
Terakhir, ramdahan adalah bulan
yang agung dan penuh rahmat. Tanpa kita menghormati dan mengagungkan ramadhan,
ramadhan memang sudah agung dan sudah mulia. Yang seharusnya sadar itu adalah
kita, Sebab bulan ramadhan adalah “jalan pintar” untuk kita menjadi hamba yang
umurnya singkat, namun penuh dengan hikmah dan manfaat. Sebab selalu menjaga
diri dari kelalaian dan setiap tarikan seta hembusan nafas kita berada dalam
kebaikan dan perbaikan sampai saatnya tiba kita tetap dalam kebaikan dan
perbaikan sehingga kita juga mempunyai akhir dalam islam dan iman. Amiinn..
Ramadhan datang membawa pesan
Pesan yang hanya bisa dibaca
oleh yang mempunyai kesan
Kesan kepada pencipta yang
tampak dari penciptaan
Penciptaan yang tak habis
dilihat oleh mata yang memandang.
Asam Peutik, 13 Juli 2013
Luar bisa
BalasHapusterima kasih teman,, hehehe sudah mau mampir dan rehat di mari,,,
BalasHapusmohon masukan dan idenya,,,, ^_^