Khayalan Kedua
Hehe…
keterusan ni,,, pengen nulis truss apa yang ada dalam pikiran. Insya Allah
membawa manfaat dan berkah bagi kami dan pembaca yang kebetulan ja lewat ke
rumah kami ini hehehe…
Mumpung
suasana masih adem ayeum, jadi pikiran juga masih adem, yaa jari-jari juga
mudah merespon isi pikiran sehingga menjadi bentuk tulisan.Suasana pagi ini
sangat sejuk, semalem baru turun hujan, mendung, kemudian hujan lalu kehidupan
baru juga mulai bermunculan tentunya dengan ragam bentuk dan pola yang berbeda.
Yaaa x ja kerajaan yang kita pimpin bisa tumbuh dan berkembang menjadi sebuah
kerajaan yang makmur.
Sebelumnya kita telah bercerita tentang sebuah
kerajaan yang makmur dan damai, serta cara menjadikannya seperti itu. Kemudian
untuk membuat kerajaan menjadi sebuah kerajaan nan damai dan makmur, maka
kuncinya adalah zikir dan pikir. Rakyat (hati) harus terus selalu berzikir
kapanpun dan dimanapun rakyat itu berada. Begitu juga dengan raja (otak/akal),
ia harus terus berpikir karena sesaat saja raja berhenti berpikir, maka
kerajaan itu akan di masuki oleh penyusup yang di bawa oleh rakyatnya sendiri.
Penyusup itu adalah (setan,red), hehehe yaa setan adalah penyusup yang sangat
berbahaya.
Setan dengan
senantiasa selalu menunggu di luar wilayah kerajaan, ia terus memantau dan
dengan “sabar” menunggu momen yang tepat untuk masuk dalam wilayah kerajaan.
Ketika sudah tepat momennya maka habislah semuanya.
Kerajaan akan
menjadi kacau, suasana terus memanas, kejahatan terus terjadi dan merajalela
sehingga memenuhi isi kerajaan. Rakyat di sekap, dan raja di lengserkan. Pihak
sekutu yang punya misi menguasai daerah sekutunya. Hehehe…. Ya begitulah
kira-kira. Saat misi telah berhasil maka sekutu ini akan sangat senang, ia
berpesta pora merayakan kemenangan.
Pesta pora
yang berkepanjangan akan membuat wilayah kerajaan menjadi kacau, sehingga
rakyat juga terpecah menjadi beberapa kelompok, rakyat (hati) yang pemarah
(nafs amarah), rakyat yang labil (nafs lawwamah) dan rakyat baik dan bener
(nafs muthmainnah).
Yaa…
setidaknya 3 jenis rakyat itulah yang mendiami dalam kerajaan yang kita pimpin.
Sejauh mana rakyat yang baik dan bener ini pandai mengajak dan meyakinkan
saudaranya yang labil itu tetap berada pada kebaikan dan perbaikan, maka selama
itu pula posisi raja (akal) masih tetap aman, dan kondisi kerajaan juga masih
bisa di amankan dari pihak-pihak yang mencoba dan ingin terus menghancurkan
kerajaan.
Tapi kalau
kondisi rakyat yang baik dan bener itu sedang sakit (sedikit berzikir) maka di sanalah
peran sekutu untuk masuk dan mulai melancarkan serangan bersama para rakyat
yang pemarah, di lancarkan hasutan dan “adu domba” kepada para rakyat yang
labil kemudian langsung mendemo raja. Untuk demo yang pertama mungkin banyak
raja yang sanggup dan bisa meredamkan suasana yang memanas dilingkungan
kerjaannya, namun jika rakyat yang pemarah tadi beserta sekutunya terus menerus
melakukan aksinya (berdemo) maka mau tak mau pada akhirnya sang raja pun
menuruti dan mengiyakan permohonan rakyat yang pemarah, dan labil serta pihak
sekutu (setan, red).
Apabila
kondisi itu terus menerus terjadi, maka kerajaan tersebut menjadi tak seimbang,
di akibatkan suasana yang memanas terus menerus. Sehingga rakyat yang baik dan
bener itu pun ikut menjadi imbas, ia lari dari kerajaan atau mungkin
mengasingkan diri sejenak yaa,,, hehehe lalu raja pun “lengser” buat waktu yang
tak tau sampai kapan,. Hehehe.
F-3. 19
Februari 2013.