Sabtu, 28 Maret 2015

Kejujuran ditunggangi Kebohongan



Maksud Memberi Kue "Cucur" Padahal memberikan Kue "Bohong" hahaha.. huuuuft,,,, sadarlah kawannn..

Perjalanan hidup ini selalu memiliki warna dan ceritanya tersendiri. Sehingga setiap anak cucu adam yang Tuhan ciptakan mempunyai ciri khasnya masing masing. Mempunyai kelebihan dan kekurangan. Mempunyai persamaan dan juga perbedaan. yang kesemuanya itu adalah supaya manusia ini saling membantu, melengkapi, menyemangati, melindungi, dan merangkul sesamanya. Bukan mengambil kesempatan atas kekurangan saudaranya, bukan mengambil kesempatan pada saudaranya yang memberikan kepercayaan padanya. Bukan malah mengambil keuntungan pada saudaranya dengan cara-cara yang tidak wajar, tidak benar. Ada kan yang macam itu,,, adddaaa!!!! hehehe

Namun seringkali kita juga menjumpai kepercayaan yang di abaikan, sangat sering,,, dengan ragam bentuk baik sadar maupun tak sadar, sengaja maupun tak sengaja, kita juga seringkali menipu diri kita sendiri. Hati kecil kita bersuara kita telah menipu saudara kita, kita telah menipu orang yang kita cinta, kita telah menipu orang yang kita sayangi, kita menipu mereka mereka yang kita anggap kalau tidak berkata demikian kita akan menyakiti perasaan mereka. Kita akan di anggap sebagai pembangkang, pemberontak, tak patuh, tak setia, tak cinta,. Heummmm..... lalu apakah dengan kita yang pura-pura berkata seolah jujur padahal membohongi dan menipu itu kita benar?? Kita tidak bersalah?? Kita tidak menyaikiti mereka? bagaimana kalau di kemudian hari mereka mengetahui hal yang sebenarnya?? Dan bisa jadi mereka akan mengetahui dari diri kita sendiri kalau kita telah mebohongi mereka dengan perkataan kita yang secara tak sengaja kita ucapkaan pada mereka di sela sela perbincangan yang terjadi di kemudian hari.

Sebelum pintu abadi terbuka dan mempersilahkan kita masuk kedalamnya. Mari kita memperbaiki diri kita, memperbaiki pola pikir kita. Memperbaiki cara pandang kita. Memperbaiki tutur kata kita, sikap dan prilaku kita. Tidak ada yang spontan dan tidak ada yang bim salabim. Sulap sekalipun, dia juga butuh proses. Proses untuk merubah dan menghilangkan sesuatu dengan gerakan tangan, ucapan dan obrolan lalu berubahla jadi sesautu yang berbeda, berpindah dari tempat pertama pada tempat yang di tuju. Hehehehe...

Kita berkata jujur tapi sebenarnya kita tak jujur,, pernahkan??
Ada tidak orang yang seperti itu?? Addaaaa...... hehe... heheummmmmm..
Sadarkah kita ketika kita melakukan itu, kita telah menyakiti orang yang kita sayangi. Mencedrai kepercayaan yang telah diberikan kepada kita??
Berapa kali kita telah melakukan itu?? Seriiiing??
Heummmm..... sadar dan berusahalah untuk berubah dan memperbaiki cara hidup, sebelum kehidupan ini meninggalkan penyesalan dan juga duka yang sangat mendalam sebab kita tak bisa lagi menggapai untuk memperbaiki keadaan yang kita inginkan.
Selamat Berjuang kawan. ^_^


Asam Peutik, 28 Maret 2015

Belajarlah Untuk Mengerti!!




Kenaaaaaapa?? ^_^

Tak terasa kita tumbuh dan berkembang menjadi sosok yang mengagumkan, yaaa minimal dan paling tidak kita mengagumkan untuk beberapa orang saja, bisa jadi kita di kagumi oleh diri kita sendiri hahaha emang ada? Mungkin ja,, bisa jadi,, yaaaa begitulah kira kira.

Setiap waktu, setiap perubahan detik dalam jarum jam yang terus berjalan kita mengalami perubahan, mimik wajah, fisik, cara pandang, pengetahuan, sikap dan entah nama serta istilah istilah pa lagi yang lainnya. Ya itu sangat manusiawi sekali yaa kaan,, hehe

Tentang perubahan, kalau kita berbicara tentang perubahan maka kalimat tanya dasarnya adalah. : mau berubah jadi apa? Perubahan yang bagaiamana? Kenapa bisa? Lhooo kox?

Ingat kaan.. Ketika kita sedang berada dibangku sekolahan, maka harapan kita, orang tua kita, guru guru kita, adalah berubahnya kita menjadi remaja, menjadi generasi yang tumbuh dengan pengetahuan dan memanfaatkan pengetahuan menjadi bekal untuk diri kita menjalani hidup dalam dunia ini dan menjadi pedoman hidup kita, menjadi manusia yang tak hanya senang didunia saja tapi juga sampai hidup setelah kehidupan ini.

Ketika kita sedang berada di bangku kuliahan, maka harapan kita, orang tua kita, dosen dosen kita, adalah berubahnya kita menjadi mahasiswa yang nantinya dapat menghasilkan karya untuk nusa bangsa dan setelah lulus kita bisa mendapatkan kerja yang layak, yang sejurusan dengan kuliah kita.. hahahahaha tapi yang namanya anak kuliahan sering galau, yaaa galaunya anak kuliahan yaaaa  saat dan masa masa skripsi dan setelah di wisuda. Cemana, suuulit, gimana,,,, g da kerja,,,, hadeeeuch. Lhoo kox kemari ya jadinya... hehehe

Lau ketika kita sedang dan memulai membina rumah tangga, maka harapan kita, orang tua kita, mertua dan saudara saudari serta teman sejawat kita, adalah terjalinnya hubungan yang harmonis antara kita dengan pasangan kita, kita dengan mertua, begitupun sebaliknya,,,,pasangan kita dengan kita dan orang tua kita. Dengan keluarga. Dan tentunya penghasilan yang memada dan cukup untuk mengarungi hidup dengan kapal yang kita nahkodai menuju pulau syurgawi yang diciptkan oleh ilahi rabbi untuk kita orang orang yang suci dan mensucikan diri dengan sepenuh hati serta tidak mengotori hati dengan caci maki.

Namun bagi kita, yang menjalani kehidupan ini dengan segala permasalahan yang menghampiri kita silih berganti layaknya iklan sabun mandi di televisi hahaha. Uppssss...... kenapa bisa lari ke sabun mandi yaaa ,,,,, ehehehe pasti kita berujar dan berucap dalam hati,, “Pleeeeease,, tolooooooong,,,,  jangan tanyakan hal - hal yang tak sanggup ku jawab, yang aku sendiri saja tak tahu harus bagaiamana menyikapinya,,,,
“Tolonglaa jaangan menghujani aku dengan pertanyaan - pertanyaan yang membuat aku makin kacau, “
“Diaaam,, biarkan saja aku begini, biarkan saja aku melakukan dengan caraku,,, kalau aku salaah tegur saja aku,,, suddaaaaah gitu ja kox repooot.”

Pernakah pembaca mengalami hal macem tuuu??? Apa yang teman, saudara saudariku rasakan saat itu? Apa yang ingin anda lakukan? Membunuh, membacok, menjambak hahahahaha.... sudahlaaa,,,,, masalah itu akan berlalu dengan bertambahnya kepandaian kita memainkan emosi dalam diri dan bertambahnya kedewasaan kita, tenangkan saja diri dengan banyak banyak  “istighfar, dan bershalawat pada nabi”

Belajarlah menjadi orang yang tidak hanya ingin di mengerti tapi belajarlah menjadi orang yang dapat mengerti dan merasakan perasaan orang lain, lalu ambil sikap yang wajar, sebagai pelajar, maka harus belajar dengan baik dan benar jangan maunya nilai baguuus tapi aturan dan tata cara serta proses belajar mengajar ndak mau di ikutin.  

Sebagai mahasiswa maka harus berkarya dengan ragam dan warna yang dipunya, bukan yang pandai berorasi dan pandai bernarasi namun minim prestasi dan budi pekerti. Jadilah mahasiswa yang dapat menghasilkan karya tulis dan karya karya ilmiah lainnya sesuai dengan bidang dan jurusannya...,,,,, kaaaalau biiiisa!!!,,,, kalau g ya g apa apa juga hhehehe,,,, yg penting jadilah orang baik, Namun baik saja tidaklah cukup, tapi juga harus bener, dan juga pinter,,, . okei.... ^_^

Sehingga karya karya itu dapat dinikmati tidak hanya oleh dosen di kampus saja, tidak hanya oleh dosen pembimbing dan penguji saja tapi juga oleh masyarakat luas, yang ilmu kita miliki membawa kesejahteraan (hati) kita dan kedamaian pribadi kita serta dapat menginspirasi orang lain yang membaca dan menikmatinya.

Sebagai kepala rumah tangga maka harus mengayomi keluarga dan membawa bahtera berlayar mengarungi lautan yang penuh dengan gelombang bukan meninggalkan anak buah kapal saat topan datang dengan gelombang yang mengombang ambingkan kapal seolah dan seakan mau tenggelam.

Sebagai pasangan hidup, teman sejati, kawan ngopi, dan entah apalagi nama nama lainnya mengertilah, dan pandailah menempatkan diri kalau tidak mau harga diri itu hilang, dalam makna harga diri hilang, kita menjadi cemoohan orang di belakang kita. Yang ketika kita mengetahui hal itu “ sakiiitnya itu di siiiiniiii,,,,,, “ hadeeuuuh,,, sambil mengelus dada, dan tepuk dahi sendiri. *plaaaaaaaaak,.... uuuuuu.. pedih juga.

Okok...... lanjutanya kita lanjutkan pada kesempatan yang lain tetap pada link yang sama hehehhe... ntar kepanjangan jadi bosan bacanya... !!!   

Asam Peutik, 28 Maret 2015

Kamis, 26 Maret 2015

Ragam Nasehat Para Endatu



Untuk Apa Nasehat Kalau Hanya Sebagai Pelepas Dahaga Sesaat

Ada sebuah nasehat yang sangat mujarab, namun aku juga belum pernah melakukannya, keberanianku tak seperti keberanian banyak orang. Apa nasehatnya hehehe kata pepatah nenek moyang kita nasehatnya adalah “berjalanlah kamu kemana saja kamu mau, dan ambilah pelajaran dari perjalanan”. Kalau ini mungkin ada persiapan dan punya perbekalan walau minim dan sedikit namun kita punya bekal, tapi ada lagi naasehat yang lebih gawat   yaitu “tutup mata, gigit gigi geraham (macam orang geram). Yang kalau kata orang zaman sekarang ya “mooodal nekad” dan ada yang lebih elegan lagi yaitu,,,,bismillah ajaaa.....”. bergerak, berjalan, membangun, membina dan mendidik serta menikmati ....hehehehe.

Banyak kita yang di rantau, ntah saat ini sedang belajar, bekerja, liburan mendaki gunung lewati lembah, hahahaha dah macam ninja hatoriiiiiiii........ yaaa,,, begitulah kira kira. Sampai sampai ada ungkapan yang mengatakan bahwa jadilah air yang mengalir, dan mengaliri kehidupan serta membuang keburukan, karna apabila air itu mengalir maka akan menyejukkan dan membersihkan namun apabila air itu diam dan tegenang maka akan menjadi sumber penyakit dan “beeechek”... ^_^

Rasanya ungkapan dan nasehat tersebut sangatlah luar biasa, karna apabila kita hanya berdiam diri di suatu tempat tanpa ada pergerakan maka hidup kita ibarat katak dalam tempurung, lagi lagi nasehat endatu kita muncul. Hahaha apa iya, nasehat yang begitu banyak dari para endatu kita hanya kita jadikan selogan untuk membakar semangat para pelajar yang sedang belajar, atau para pekerja yang sedang bekerja. Atau para suami yang sedang mengayomi, para kekasih yang sedang berjuang menjaga hati dengan tidak berbagi hati, para teman yang tau hakikat pertemanan, para sahabat yang pandai bersahabat bukan melaknat dan menyikat.

Lalu apa gunanya nasehat, kalau kita masih saja bejat? Apa gunanya nasehat, kalau kita masih saja berprilaku jahat? Apa gunanya nasehat, kalau kita masih saja berpikir hanya untuk melakukan kenikmatan sesaat? Apa gunanya nasehat kalau kita yang sedang belajar masih saja tak kunjung pintar, paling tidak pintar menjaga sikap dan sopan santun didepan dan belakang, di kesunyian dan keramaian, di ruang belajar dan luar ruangan,

Apa gunanya pengetahuan yang kita ketahui hanya menjadikan kita terbelenggu oleh rasa “tidak enak” / gimana yaaaa / aduuuuch,,,, “ dengan beragam pernyataan dalam hati yang mengindikasikan perasaan dan rasa kurang nyaman kalau kita menolak dan mengatakan tidak saat ada “bujukan dan ajakan” kepada teman kita, sahabat kita, yang kalau kita melakukan sebenarnya yaa biasa aja, namun kita akan dan bisa jadi melukai orang yang kita cinta. Melanggar janji “padahal tidak mau mengulangi”/ mengatakan tidak padahal masih saja melakukan dengan perasaan senang dan bersikap seolah tak terjadi apa apa, namun sorot mata dan mimik wajah menandakan dan menampakkan kalau hal itu ada dan sudah terjadi apa apa. Heummmmm...... 

Kita sering mendengar nasehat tapi kita juga sering melanggar nasehat yang kita berjanji tidak lagi mengulangi, kita masih saja sering mengatakan “iya g da lhooo” padahal kita ada melakukan bahkan sering kali terjadi dan terulangi, kita sering membohongi orang lain, istri, anak, kekasih, orang tua yang tanpa kita sadari kita telah menipu diri kita sendiri, yaaa tanpa kita sadari sehingga kita mengalami gejolak dalam jiwa. Oooh,,,,, merananya.!!

Intinyaaaaaaa : Dengarkan nasehat,,,,, lakukan dengan perlahan,,,, bukan cepat atau lambatnya kita menjadi orang baik yang benar benar baik, namun proses dan perjuangan kita menjadi orang baik yang akan menjadikan kita benar benar baik. Setiap penyakit ada obatnya, setiap masalah ada jalan keluarnya, dan setiap kebiasaan buruk ada kebiasaan baik sebagai jamunya, tergantung pada komitmen kita untuk memilih yang mana dan mengambil sikap untuk melakukan. Sebelum rasa “lah telah” atau “sal sesal” / penyesalan itu datang dengan sangat dalam. Sebelum waktu yang kita punya telah habis dan sebelum waktu untuk betanggung jawab tiba pada hari yang tidak ada lagi gunanya penyesalan.

Dengarkan nasehat, lakukan, lakukan dan lakukan dengan perlahan, dan bismillah dengan niat ingin menjadi lebih baik dari sebelumnya dengan keberkahan yang ada di alam maka kita kan bisa melakukan. Cobalah perlahan sama seperti kita melakukan keburukan juga perlahan begitu juga dengan kebaikan kita juga melakukanya dengan perlahan. Nasehat yang terkahir “ kebiasaan buruk hanya akan bisa dirubah dengan melakukan kebiasaan baik.” Selama kita tidak merubah kenyamanan kita pada kebiasaan buruk dengan kebiasaan baik maka selama itu pula kita akan terlena dan terbelenggu oleh kenikmatan yang memilukan dan membingungkan bukan membahagiakan apalagi menentramkan.

Asam Peutik, 10.10.2014, di revisi 27.03.2015

Sadar dan Tak Sadar



Taak Di Sadaaariii ...!

Tanpa disadari. Kehidupan ini adalah pengulangan, setiap waktu dan setiap saat kita selalu mengulangi perkataan, perbuatan dan cara pandang kita. Tanpa kita sadari, hanya waktu dan kesempatan serta iramanya saja yang berbeda.

Tak disadari, kita seringkali melakukan kegiatan sehingga kegiatan itu seperti rutinitas sehari – hari tanpa arti dan tanpa makna yang dapat kita pelajari untuk menjadi pribadi yang hakiki. Ya betul memang.. tidak semua dari kita seperti itu, namun banyak dari kita yang seperti itu hehehe.....

Tanpa di sadari kita menginginkan sesuatu tapi kita lupa bagaimana cara yang benar untuk menggapai itu. Sehingga kita seringkali mencedrai kepercayaan dan juga menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan kepada kita.

Tak disadari, hari – hari yang kita lalui telah berganti dengan tahun tahun yang lambat laun membuat kita pikun dan juga linglung. Kita seringkali mengatakannya “oiyaa. Yaaa... sekarang kelas uda SMA, sudah 17 tahun,,, sudah jadi anak kuliahan, sarjana, Menikah, Punya anak, cucu. Hehehe kita menjalani dan melaluinya dengan bearagam cara.

Sehingga...Tak disadari juga, kita lupa bahwa diri kita akan berjumpa pada yang maha kuasa. Kita baru akan sadar ketika kematian telah ada didepan mata. Apa mau dikata malaikat pencabut nyawa telah tiba dan waktu kita juga telah berakhir untuk bernostalgia didunia. Para keluarga berduka melihat kepulangan kita pada yang maha kuasa. Kalimat kalimat doa di haturkan kepada kita. Kita dapat merasa namun tak bisa meminta.

Sadarilah sebelum katidaksadaran itu membuat kita Sadar lalu menyesali dan Tak ada waktu tuk memperbaiki sebab kita sudah kembali pada Ialhi, pemilik alam semesta ini.


Asam Peutik, 27 Maret 2015