Untuk Apa Nasehat Kalau Hanya Sebagai Pelepas Dahaga Sesaat
Ada
sebuah nasehat yang sangat mujarab, namun aku juga belum pernah melakukannya,
keberanianku tak seperti keberanian banyak orang. Apa nasehatnya hehehe kata
pepatah nenek moyang kita nasehatnya adalah “berjalanlah kamu kemana saja kamu
mau, dan ambilah pelajaran dari perjalanan”. Kalau ini mungkin ada persiapan
dan punya perbekalan walau minim dan sedikit namun kita punya bekal, tapi ada
lagi naasehat yang lebih gawat yaitu “tutup mata, gigit gigi geraham (macam
orang geram). Yang kalau kata orang zaman sekarang ya “mooodal nekad” dan ada
yang lebih elegan lagi yaitu,,,,bismillah ajaaa.....”. bergerak, berjalan,
membangun, membina dan mendidik serta menikmati ....hehehehe.
Banyak
kita yang di rantau, ntah saat ini sedang belajar, bekerja, liburan mendaki
gunung lewati lembah, hahahaha dah macam ninja hatoriiiiiiii........ yaaa,,,
begitulah kira kira. Sampai sampai ada ungkapan yang mengatakan bahwa jadilah
air yang mengalir, dan mengaliri kehidupan serta membuang keburukan, karna
apabila air itu mengalir maka akan menyejukkan dan membersihkan namun apabila
air itu diam dan tegenang maka akan menjadi sumber penyakit dan “beeechek”...
^_^
Rasanya
ungkapan dan nasehat tersebut sangatlah luar biasa, karna apabila kita hanya
berdiam diri di suatu tempat tanpa ada pergerakan maka hidup kita ibarat katak
dalam tempurung, lagi lagi nasehat endatu kita muncul. Hahaha apa iya, nasehat
yang begitu banyak dari para endatu kita hanya kita jadikan selogan untuk
membakar semangat para pelajar yang sedang belajar, atau para pekerja yang
sedang bekerja. Atau para suami yang sedang mengayomi, para kekasih yang sedang
berjuang menjaga hati dengan tidak berbagi hati, para teman yang tau hakikat
pertemanan, para sahabat yang pandai bersahabat bukan melaknat dan menyikat.
Lalu
apa gunanya nasehat, kalau kita masih saja bejat? Apa gunanya nasehat, kalau
kita masih saja berprilaku jahat? Apa gunanya nasehat, kalau kita masih saja
berpikir hanya untuk melakukan kenikmatan sesaat? Apa gunanya nasehat kalau
kita yang sedang belajar masih saja tak kunjung pintar, paling tidak pintar
menjaga sikap dan sopan santun didepan dan belakang, di kesunyian dan
keramaian, di ruang belajar dan luar ruangan,
Apa
gunanya pengetahuan yang kita ketahui hanya menjadikan kita terbelenggu oleh
rasa “tidak enak” / gimana yaaaa / aduuuuch,,,, “ dengan beragam pernyataan
dalam hati yang mengindikasikan perasaan dan rasa kurang nyaman kalau kita
menolak dan mengatakan tidak saat ada “bujukan dan ajakan” kepada teman kita,
sahabat kita, yang kalau kita melakukan sebenarnya yaa biasa aja, namun kita
akan dan bisa jadi melukai orang yang kita cinta. Melanggar janji “padahal
tidak mau mengulangi”/ mengatakan tidak padahal masih saja melakukan dengan
perasaan senang dan bersikap seolah tak terjadi apa apa, namun sorot mata dan
mimik wajah menandakan dan menampakkan kalau hal itu ada dan sudah terjadi apa
apa. Heummmmm......
Kita
sering mendengar nasehat tapi kita juga sering melanggar nasehat yang kita
berjanji tidak lagi mengulangi, kita masih saja sering mengatakan “iya g da
lhooo” padahal kita ada melakukan bahkan sering kali terjadi dan terulangi,
kita sering membohongi orang lain, istri, anak, kekasih, orang tua yang tanpa
kita sadari kita telah menipu diri kita sendiri, yaaa tanpa kita sadari
sehingga kita mengalami gejolak dalam jiwa. Oooh,,,,, merananya.!!
Intinyaaaaaaa
: Dengarkan nasehat,,,,, lakukan dengan perlahan,,,, bukan cepat atau lambatnya
kita menjadi orang baik yang benar benar baik, namun proses dan perjuangan kita
menjadi orang baik yang akan menjadikan kita benar benar baik. Setiap penyakit
ada obatnya, setiap masalah ada jalan keluarnya, dan setiap kebiasaan buruk ada
kebiasaan baik sebagai jamunya, tergantung pada komitmen kita untuk memilih
yang mana dan mengambil sikap untuk melakukan. Sebelum rasa “lah telah” atau
“sal sesal” / penyesalan itu datang dengan sangat dalam. Sebelum waktu yang
kita punya telah habis dan sebelum waktu untuk betanggung jawab tiba pada hari
yang tidak ada lagi gunanya penyesalan.
Dengarkan
nasehat, lakukan, lakukan dan lakukan dengan perlahan, dan bismillah dengan
niat ingin menjadi lebih baik dari sebelumnya dengan keberkahan yang ada di
alam maka kita kan bisa melakukan. Cobalah perlahan sama seperti kita melakukan
keburukan juga perlahan begitu juga dengan kebaikan kita juga melakukanya
dengan perlahan. Nasehat yang terkahir “ kebiasaan buruk hanya akan bisa
dirubah dengan melakukan kebiasaan baik.” Selama kita tidak merubah kenyamanan
kita pada kebiasaan buruk dengan kebiasaan baik maka selama itu pula kita akan
terlena dan terbelenggu oleh kenikmatan yang memilukan dan membingungkan bukan membahagiakan apalagi menentramkan.
Asam
Peutik, 10.10.2014, di revisi 27.03.2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar