Kamis, 26 Maret 2015

Ragam Nasehat Para Endatu



Untuk Apa Nasehat Kalau Hanya Sebagai Pelepas Dahaga Sesaat

Ada sebuah nasehat yang sangat mujarab, namun aku juga belum pernah melakukannya, keberanianku tak seperti keberanian banyak orang. Apa nasehatnya hehehe kata pepatah nenek moyang kita nasehatnya adalah “berjalanlah kamu kemana saja kamu mau, dan ambilah pelajaran dari perjalanan”. Kalau ini mungkin ada persiapan dan punya perbekalan walau minim dan sedikit namun kita punya bekal, tapi ada lagi naasehat yang lebih gawat   yaitu “tutup mata, gigit gigi geraham (macam orang geram). Yang kalau kata orang zaman sekarang ya “mooodal nekad” dan ada yang lebih elegan lagi yaitu,,,,bismillah ajaaa.....”. bergerak, berjalan, membangun, membina dan mendidik serta menikmati ....hehehehe.

Banyak kita yang di rantau, ntah saat ini sedang belajar, bekerja, liburan mendaki gunung lewati lembah, hahahaha dah macam ninja hatoriiiiiiii........ yaaa,,, begitulah kira kira. Sampai sampai ada ungkapan yang mengatakan bahwa jadilah air yang mengalir, dan mengaliri kehidupan serta membuang keburukan, karna apabila air itu mengalir maka akan menyejukkan dan membersihkan namun apabila air itu diam dan tegenang maka akan menjadi sumber penyakit dan “beeechek”... ^_^

Rasanya ungkapan dan nasehat tersebut sangatlah luar biasa, karna apabila kita hanya berdiam diri di suatu tempat tanpa ada pergerakan maka hidup kita ibarat katak dalam tempurung, lagi lagi nasehat endatu kita muncul. Hahaha apa iya, nasehat yang begitu banyak dari para endatu kita hanya kita jadikan selogan untuk membakar semangat para pelajar yang sedang belajar, atau para pekerja yang sedang bekerja. Atau para suami yang sedang mengayomi, para kekasih yang sedang berjuang menjaga hati dengan tidak berbagi hati, para teman yang tau hakikat pertemanan, para sahabat yang pandai bersahabat bukan melaknat dan menyikat.

Lalu apa gunanya nasehat, kalau kita masih saja bejat? Apa gunanya nasehat, kalau kita masih saja berprilaku jahat? Apa gunanya nasehat, kalau kita masih saja berpikir hanya untuk melakukan kenikmatan sesaat? Apa gunanya nasehat kalau kita yang sedang belajar masih saja tak kunjung pintar, paling tidak pintar menjaga sikap dan sopan santun didepan dan belakang, di kesunyian dan keramaian, di ruang belajar dan luar ruangan,

Apa gunanya pengetahuan yang kita ketahui hanya menjadikan kita terbelenggu oleh rasa “tidak enak” / gimana yaaaa / aduuuuch,,,, “ dengan beragam pernyataan dalam hati yang mengindikasikan perasaan dan rasa kurang nyaman kalau kita menolak dan mengatakan tidak saat ada “bujukan dan ajakan” kepada teman kita, sahabat kita, yang kalau kita melakukan sebenarnya yaa biasa aja, namun kita akan dan bisa jadi melukai orang yang kita cinta. Melanggar janji “padahal tidak mau mengulangi”/ mengatakan tidak padahal masih saja melakukan dengan perasaan senang dan bersikap seolah tak terjadi apa apa, namun sorot mata dan mimik wajah menandakan dan menampakkan kalau hal itu ada dan sudah terjadi apa apa. Heummmmm...... 

Kita sering mendengar nasehat tapi kita juga sering melanggar nasehat yang kita berjanji tidak lagi mengulangi, kita masih saja sering mengatakan “iya g da lhooo” padahal kita ada melakukan bahkan sering kali terjadi dan terulangi, kita sering membohongi orang lain, istri, anak, kekasih, orang tua yang tanpa kita sadari kita telah menipu diri kita sendiri, yaaa tanpa kita sadari sehingga kita mengalami gejolak dalam jiwa. Oooh,,,,, merananya.!!

Intinyaaaaaaa : Dengarkan nasehat,,,,, lakukan dengan perlahan,,,, bukan cepat atau lambatnya kita menjadi orang baik yang benar benar baik, namun proses dan perjuangan kita menjadi orang baik yang akan menjadikan kita benar benar baik. Setiap penyakit ada obatnya, setiap masalah ada jalan keluarnya, dan setiap kebiasaan buruk ada kebiasaan baik sebagai jamunya, tergantung pada komitmen kita untuk memilih yang mana dan mengambil sikap untuk melakukan. Sebelum rasa “lah telah” atau “sal sesal” / penyesalan itu datang dengan sangat dalam. Sebelum waktu yang kita punya telah habis dan sebelum waktu untuk betanggung jawab tiba pada hari yang tidak ada lagi gunanya penyesalan.

Dengarkan nasehat, lakukan, lakukan dan lakukan dengan perlahan, dan bismillah dengan niat ingin menjadi lebih baik dari sebelumnya dengan keberkahan yang ada di alam maka kita kan bisa melakukan. Cobalah perlahan sama seperti kita melakukan keburukan juga perlahan begitu juga dengan kebaikan kita juga melakukanya dengan perlahan. Nasehat yang terkahir “ kebiasaan buruk hanya akan bisa dirubah dengan melakukan kebiasaan baik.” Selama kita tidak merubah kenyamanan kita pada kebiasaan buruk dengan kebiasaan baik maka selama itu pula kita akan terlena dan terbelenggu oleh kenikmatan yang memilukan dan membingungkan bukan membahagiakan apalagi menentramkan.

Asam Peutik, 10.10.2014, di revisi 27.03.2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar