Senin, 22 Juli 2013

Semangat, Jangan Asal Semangat!


Sebuah festival besar pasti akan menimbulkan semangat yang besar pula untuk dapat mengikutinya. Mengikuti atau sekedar mengikuti?? Semangat atau hanya semangat?? Kebaikan atau kebetulan berjumpa?? Tak taulah, hehe tulisan tulisan ini di tuliskan sebagai pengganti lidah yang tak pandai bertutur kata dengan jelas dan terbatas serta berharap ada cahaya yang dapat terus menerangi jiwa sampai harinya tiba.
Ya,,, kesempatan kali ini kita akan bercerita tentang Semangat ramadhan. Ramadhan bulan yang penuh berkah dan keberkahannya itu menimbulkan dan melahirkan semangat tersendiri dalam diri, di sadari maupun tidak kita semua merasakannya, merasakan bagaimana ramadhan memberikan semangat tersendiri dalam diri kita anak cucu adam. Semangat dalam bekerja, semangat dalam berbagi, semangat dalam beramal. Semangat dalam berbuka bersama, dan,,,, hehehe sampe sampe untuk tidur juga semangat (eits yg terakhir ini ndak bagus buat menjadi rutinitas).
Semangat dan semangat untuk melakukan segalanya bak itu yang positif dan negatif (inilah potret wajah kehidupan kita setiap ramadhan tiba).  Lihatlah,,, kita dapat melihat dengan mata kepala kita, fenomena ini terjadi setiap tahun di negeri kita ini. Di daerah kita atau di desa kita atau juga di dalam diri kita, selama hari hari bulan ramadhan ini berlangsung. ^_^
Tentunya semangat semangat seperti itu bagus, dan semangat seperti itu juga harus terus kita jaga. Namun ada juga sebuah hal yang harus kita pahami dan perbaiki bahwa untuk beramal atau berbagi tidaklah harus menunggu semangat yang tinggi itu datang dulu, itu tidak baik,, karena kalau itu yang kita lakukan, lalu apa bedanya kita dengan kebanyakan orang? Menunggu dulu semangat datang, baru mau melakukan. Menunggu dulu ramadhan datang baru mulai beramal dan berbuat baik untuk meninggalkan keburukan. Semangat itu bukan lamanya yang penting, tapi yang kita lakukan di dalam semangat itu yang paling penting.
Yaaa,,, memang banyak di antara kita, juga termasuk saya, atau juga pembaca, hehehe….Jauh sebelum ramadhan datang kita telah menyiapkan “sejuta” program dan agenda untuk mengisi hari hari dalam ramadhan. Inilah acara “rutin” tahunan kita selama ini, seakan akan dan seolah olah, ciee,, hehehe kita hanya menunggu datang dan perginya ramadhan. Lalu setelah itu kita kembali pada kesibukan lain yang biasa kita lakukan di sebelas bulan yang lain. Seakan akan kita menghormati ramadhan hanya pada bulan ramadhan. Kita berpuasa menahan diri hanya pada bulan ramadhan, termasuk berkumpul bersama dengan keluarga, menyantuni fakir miskin, mengasihi anak yatim, bersedekah, membaca dan mengkaji qur’an serta kebaikan kebaikan lainnya.
Namun semua itu juga masih menyisakan tanda tanya kepada kita, coba jawab, seberapa murnikah niat kita dalam melaksanakan amalan amalan ibadah kita itu?? Dimana “posisi” Allah dalam diri kita dalam kesibukan kita yang khas itu?? Kita di anugrahi Allah umur sehari sebanyak 24 jam,  berapa jam-kah yg kita gunakan untuk kehdiupan dunia dan berapa jam- atau berapa menit saja untuk kehidupan akhirat?? Berapa jam untuk menikmati hidup duniawi dan berapa jam untuk berdua duan dengan ilahi dalam zikir, mislanya?? Kita perluas lagi, hehe,,,Dalam setahun kita di anugrahi umur sebanyak 12 bulan, ok, tarulah sebulan, di bulan ramadhan ini, kita gunakan sepenuhnya untuk akhirat, sepadan-kah 11 bulan jika seluruhnya kita gunakan hanya untuk menyibuki diri dengan kesibukan urusan duniawi?? Heum,,,Kita yang tak menghitung atau kita yang tak tau hitungan?? ^_^
Eniwei,,,, hehe yaa,, seharusnya semarak dan semangat kehidupan beragama seperti dalam bulan ramdhan ini tak hanya sebatas rutinitas lahiriyah (slogan, spanduk, atribut atribut yang di sesuaikan, siaran siaran tv di penuhi dengan siraman rohani, jam kerja yang di percepat untuk pulang, dan macam macam lainnya) saja, tapi juga harus di imbangi dan di ikuti dengan semarak dan semangat bathiniyah (menyadari dan menyayangi diri dengan terus menerus mengingat yang maha mengingat, semangat untuk mengingat ilahi tak hanya di habiskan dalam ramadhan saja.
Dengan bahasa yang lebih sederhana (mengutip perkataannnya Gus Mus : “bahwa amalan yang kita lakukan seyogyanya tak hanya sebatas pada “daging” (lidah) saja, tapi juga harus masuk dan menembus daging itu (masuk ke dalam hati) hehe. Supaya ada kesan tersendiri dalam sanubari sehingga kuat tertancap dan tertanam dalam diri yang pada akhirnya menimbulkan keyakinan dan semangat dalam diri untuk melakukannya di kemudian hari tidak hanya sebatas pada bulan ramadhan ini, tapi juga pada bulan bulan yang lain.
Sehingga semangat dan semarak ramadhan tidak begitu saja berlalu sebagaimana “momen momen” rutin lainnya yang tak membekas dalam hati dan sanubari. Tetap semangat !! hehehe semangat dalam beramal dan beramal dengan ikhlas tak hanya beramal dengan modal semangat 45 saja (setelah 4, 5 menit hilang) hehee semangat beramal dalam ramadhan, setelah ramadhan amalan pun hilang. Janganlah seperti itu…. ^_^
Yaa…. Selamat Berpuasa Ramadhan. Semoga Allah SWT mengampuni kekurangan kekurangan kita dan menerima amal ibadah kita dan tetap menetapkan dan memantapkan hati kita dalam islam dan iman. Amin,,,! ^_^
Ramadhan Bulan Mulia,
Memuliakan Manusia Yang Memuliakannya
Tanpa Kita Memuliakannya Ia Tetap Mulia
Sebab Kemuliaan Ramadhan
Kita Menjadi Mulia

Maaf,,,, tak ada maksud menggurui, hanya sekedar berbagi!! Jangan bosan untuk menikmatinya ya!!  ^_~

Asam Peutik, 22 Juli 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar