Rabu, 14 April 2010

Kurikulum dan Pengembangannya!!

PENDAHULUAN

Pada dasarnya kurikulum ditentukan oleh Guru (tenaga kependidikan). Guru pelatih Widyaswara) turut serta menyusun kurikulum, duduk dalam suatu panitia pengembangan panitia pengembangan kurikulum atau memberikan masukan kepada panitia pengembangan kurikulum. Prosedur apapun yang di tempuh dalam pengembangan kurikulum, guru tetap memegang pada peranan yang penting, karena guru merupakan unsur yang penting yang menentukan berhasil atau gagalnya pelaksanaan kurikulum pada suatu lembaga pendidikan (sekolah). Guru terlibat langsung secara aktif dalam pelaksanaan kurikulum bersama para siswa, guru menentukan topic pengajaran bahan-bahan yang akan diajarkan, metode yang di gunakan, alat yang dipilih dan dipergunakan serta mengevaluasi hasil pelaksanaan kurikulum.
Guru memegang peranan penting dalam penyusunan dan pelaksanaan kurikulum, dan oleh karenanya guru harus memahami dangan baik masalah kurikulum.
Kurikulum adalah program pendidikan yang disediakan oleh lembaga pendidikan (sekolah) bagi siswa. Berdasarkan program tersebut siswa melakukan berbagai kegiatan belajar sehingga mendorong perkembangan dan pertumbuhannya sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah di tetapkan.

PEMBAHASAN

PRINSIP DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBANGAN KURIKULUM.
1.Prinsip yang mempengaruhi pengembangan kurikulum.
Ada berbagai prinsip pengembangan kurikulum yang merupakan kaidah yang menjiwai kurikulum tersebut pengembangan kurikulum dapat menggunakan prinsip-prinsip yang telah berkembang dalam kehidupan sehari-hari atau kita dapat menciptakan sendiri prinsip-prinsip baru. Oleh karena itu tidak mustahil bahwa suatu kurikulum menggunakan prinsip-prinsip yang berlainan dengan yang di gunakan kurikulum lain. Berbagai prinsip pengembangan kurikulum tersebut diantaranya :
a.Prinsip relevansi.
Pengembangan kurikulum dengan memilih jabarah komponen-komponen kurikulum agar sesuai (relevan) dengan berbagai tuntutan maka pada saat itu ia sedang menerapkan prinsip relevansi pengembangan kurikulum. Relevansi berarti sesuia antara komponen tujuan. Isi / pengalaman belajar organisasi, dan evaluasi kurikulum dan juga sesuai dengan kebutuhan masyarakat baik dalam pemenuhan tenaga kerja maupun warga masyarakat yang didealkan Nana sy, sukaminata ( 1988-167-168) membedakan relevansi menjadi 2 macam :
a.Relevansi keluar maksudnya kujuan,isi dan proses belajara yang tercakup dalam kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan, kebutuhan dan perkembangan masyarakat.
b.Relevasi kedalam maksudnya terjalin relevansi diantara komponen-konponen kurikulum, tujuan isi, proses penyampaian dan isi.

b.Prinsip Kontinuitas
Komponen kurikulum yakni tujuan, isi pengalaman belajar, organisasi dan evaluasi dikembangkan secara berkesinambungan. Prinsip kontinuitas atau berkesinambungan menghendaki pengembangan kurikulum yang berkesinambungan secara vertical dan berkesinambungan secara horizontal. Subtansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompentensi, bidang lanjutan kenmelan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.

c.Prinsip Fleksibilitas
Para pengembang kurikulum harus menyadari bahwa kurikulum harus mampu disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat dan waktu yang selalu berkembang tanpa merombak tujuan pendidikan yang harus dicapai.

d.Prinsip orientasi pada tujuan.
Dosen berusaha agar semua kegiatan kurikuler ditunjukan untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang telah dirumuskan.

e.Prinsip efisiensi
Dosen berusaha agar supaya segala kegiatan kurikuler dapat diselenggarakan dengan menggunakan waktu, tenaga, biaya, dan sumber-sumber lain dengan sehemat-hematnya, tetapi dengan hasil kegiatan kurikuler yang memadai.

f.Prinsip efektivitas
Dosen berusaha agar supaya segala kegiatan kurikuler dapat mencapai tujuan pendidikan yang telah di rumuskan tanpa melakukan kegiatan –kegiatan yang kurang perlu.

g.Prinsip berusaha agar supaya semua kegiatan kurikuler mempunyai arah dan tujuan yang sama, sehingga suatu kegiatan kirikuler jangan sampai bertentangan atau menghambat kegitan-kegiatan kurikuler lain.

h.Prinsip objektivitas
Dosen berusaha agar setiap kegiatan kurikuler dilaksanakan dengan pedoman pada kebenaran ilmiah dan jangan sampai terbawa oleh pengaruh-pengaruh enosial dan rasional.

I.Prinsip Demokrasi
Dosen berusaha agar supaya pelaksanaan kurikuler di kelola secara demokratis.
Dengan pesatnya perkembangan Ilmu pegetahuan dan teknologi, maka satu hal yang sangat penting bagi dosen dalam pengembangan kurikulum ialah berusaha agar materi kurikulum bersumber dari ilmu pengetahuan dan teknologi mdern dan agar materi kurikulum senantiasa berada dalam proses pembahuruan.

2.Faktor- Faktor yang mempegaruhi pengembanagan kurikulum.

Ada lima faktor penting yang mesti diperhatiakn dalam pengembangan kurikulum, ialah :
1.Filsafat pendidikan
2.Masyarakat
3.Siswa
4.Proses belajar, dan
5.bentuk kurikulum



a.Filsafat Pendidikan
Filsafat pendidikan mengandung nilai-nilai atau cita-cita masyarakat. Berdasarkan nilai-nilai atau cita-cita masyarakat. Berdasarkan nilai-nilai atau cita-cita itulah ditetapkan akan dibawa kemana pendidikan peserta didik. Filsafat pendidikan merupakan pandangan hidup masyarakat tentang manusia ideal. Karena itu, Filsafat pendidikan menjadi landasan dalam upaya menentukan kelompok tujuan dan prinsip –prinsip untuk menentukan pengalaman-pengalaman yang bersifat mendidik.

b.Masyarakat
Sekolah yang mendidik siswa menjadi warga masyarakat yang modern harus menyesuaikan kurikulumnya dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat itu. Masyarakat yang sedang membangun dimana diperlukan tenaga-tenaga yang memiliki pengetahuan dan keterampilan, menghendaki agar kurikulum disekolah dapat memenuhi aspirasi tersebut dengan sebaik-baiknya.

c.Siswa dan proses belajar
Didalam pembinaan kurikulum siswa dan proses belajar harus menjadi landasan dalam arti bahwa kurikulum sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan siswa. Kurikulum yang dan tingkat perkembangan siswa. Kurikulum seimbang ialah apabila kurikulumitu dapat di hayati oleh siswa dan mengarahkan ketinakan perkembangan ketingkat yang lebih dewasa yakni terbentuklah prodi yang terintegrasi.

d.Bentuk-bentuk kurikulum
Organisasi kurikulum terdiri dari berbagai bentuk, dan masing-masing memiliki cirri-cirinya tersendiri.
1)Mata pelajaran yang terpisah –pisah (isolated subjects)
Kurikulum terdiri dari sejumlah mata pelajaran yang terpisah –pisah : sejarah Ilmu bumi, Ilmu pasti, bahasa Indonesia.

2)Mata pelajaran Mata pelajaran berkoreksi (correlatea)
Korelasi ini dilakukan sebagai usaha untuk menguji kelemahan dan pemisahan mata pelajaran.caranya dengan menyampaiakan poko-pokok yang bersamaan dilantah dua atau lebih mata pelajaran yang sedang di pelajari.

3)Broad Field.
Bebarapa mata poelajaran yang sejenis, yang memiliki cirri-ciri yang sama dikorelasikan dalam satu bidang luas.misalnya : Broad Field bahwa meliputi membaca, bercerita, mengarang, bercakap-cakap .

4)Program yang berpusat pada siswa (child centered program).
Program ini adalah orientasi baru dimana kurikulum menitik beratkan kepada kegiatan-kegiatan siswa bukan kepada mata pelajaran. Buruh mempersiapkan program yang meliputi kegiatan-kegiatan yang menyajikan kehidupan bermain siswa. Misalnya ekskursi dan cerita.
5)Core Program
Core artinya inti atau pusat. Core program adalah suatu program inti, berupa suatu unit atau masalah-masalah ini diambil dari suatu mata pelajaran lainnya diberikan melalui kegiatan-kegiatan belajar dalam hubungan pemecahan masalah. Cirri arti suatu core program, ialah sebagai berikut :
a.Kelas dibagi menjadi dua periode yang sama setiap hari .
b.Rencana waktu bersifat fleksibel.
c.Seorang guru bertanggung jawab mengajar the core class, biasanya untuk selama dua tahun.
d.Guru dan murid bekerja sama memilih masalah dan bahan-bahan untuk unit kerja.
e.Kegiatan-kegiatan belajar dihubungkan dengan kemampuan, minat dan kebutuhan murid-murid dan kemungkinan susunannya didalam kegiatan-kegiatan diluar sekolah.
f.Mata pelajaran mata pelajaran dijadikan alat untuk mencapai tujuan dan pemecahan masalah.
g.Menggunakan bahan-bahan seperti : AVA, Sumber-sumber masyarakat, seni dan sebagainya.
h.Teknik pemecahan masalah disesuaikan bersama oleh guru dan murid dalam perencanaan, pemecahan masalah, diskusi kelompok, dan penilaian hasil belajar untuk mencapai tujuan.
i.Murid-murid ikut aktif dalam berbagai jenis kegiatan dalam rangka memecahkan masalah.
j.Guru menggunakan bermacam-macam alat dan teknik evaluasi terhadap perubahan kelakuan kepada siswa, murid menilai diri sendiri ( Self Evaluation ) berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan bersama.

6)Elektric Program
Elektric program adalah suatu program yang mencari keseimbangan antara organisasi kurikulum yang berusul pada mata pelajaran dan yang berpusat pada siswa. Caranya ialah dengan memilih unsur-unsur yang dianggap baik yang terdapat pada kedua jenis organisasi tersebut, kemudian unsur-unsur tersebut di intergrasikan menjadi suatu program. Program ini sesuai dengan minat, kebutuhan dan kemantasan siswa.
Scope dan Seguence-nya telah ditentukan sebelumnya dan kemudian perinciannya dikerjakan oleh guru dan siswa. Sebagian waktu disesuaikan untuk pengajaran langsung, misalnya pengajaran keterampilan dan sebagian waktu lainnya disediakan untuk unit kerja misalnya ilmu pengetahuan sosial. Selain itu disediakan kesempatan untuk kerja kreatif, mengembangkan apresiasi dan berbagai pengertian. Pembagian waktu disesuaikan untuk mencapai tujuan, karena itu bersifat fleksibel.

PENUTUP
Kesimpulan :
1.Prinsip yang mempengaruhi pengembangan kurikulum.
a.Prinsip relevansi
b.Prinsip Kontinuintas
c.Prinsip fleksibelitas
d.Prinsip Orientasi pada tujuan
e.Prinsip efisein
f.Prinsip efektifitas
g.Prinsip sinkronisasi
h.Prinsip objektifitas
i.Prinsip demokrasi

2.Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum.
1.Filsafat pendidikan
2.Masyarakat
3.Siswa
4.Proses belajar
5.Bentuk kurikulum

SARAN
-Agar dapat menambah wawasan bagi siapa saja yang membacanya dan menambah ilmu pengetahuan.
-Agar dapat pengembangan prinsip-prinsip yang harus dipakai khususnya pendidik.

Bahan Bacaan
-Kunandar. 2007. Guru Profesional Implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan ( KTSP ) dan sukses dalam sertifikasi guru. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
-Dimayati dan Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
-Slameto. 1991. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Bumi Angsara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar