Sabtu, 26 Juni 2010

Manusia Bersembunyi di Bawah Lidah

“Dari Abi Hurairah R.A.. bahwa Rasul SAW bersabda,,:,”Barang siapa yang beriman kepada Allah SWT dan Hari Akhir,, Hendaklah ia berkata baik atau diam…….. ……..
(al-hadits : H.R.”Bukhari danMuslim) dalam kitab Matan Arb’iin An-Nawawiyah hadits ke-10:12.

……”Harga penampilan itu terletak pada pakaian yang dikenakan… dan sedangkan harga diri seseorang itu terletak pada lidahnya…(kata ahli hikmah)”

Nilai manusia itu dapat diketahui dari pembicaraannya, Karena pembicaraan setiap orang menunjukkan pikiran dan tabiatnya,dan dengan itu perasaan dan tempramennya dapat diketahui dengan sangat mudah. Oleh karena itu,maka selama kita berdiam diri,kekurangan maupun kelebihan kita akan tersembunyi,tetapi ketika kita berbicara maka jiwa kita yang sesungguhnya akan terwujud dengan sendirinya. Apabila kita ndak berbicara,maka orang lain ndak kan mengetahui nilai dan harga kita.hehhe….!!

Imam Ali bin Abi Thalib mengatakan bahwa :”Manusia tersembunyi dibawah lidahnya.”

Ya,,,,, !! manusia tersembunyi di bawah lidahnya.Artinya apa??,,, bahwa jiwa manusia itu bisa dilihat,dibaca, dan dinilai dari lisannya. Karena pribahasa kuno / “kata-kata hikmah” ndak kan pernah lahir mana kala tidak mencerminkan kenyataannya,,, seperti… “Tong Kosong Berbunyi nNyaring” Orang yang banyak berbicara, biasanya hanya mengungkapkan banyak omong kosong belaka,, alias banyak basa basinya, hehhe.. tau kata-kata hikmah “kuno” lainnya,,, “Diam itu lebih baik daripada emas”_ ini pun merupakan kata-kata hikmah yang menggambarkan seseorang yang hidup dengan memiliki kearifan-kearifan diri. Orang yang demikian ini tahu dan sadar kapan ia harus berbicara dan kapan ia harus diam.. Mereka-mereka ini tau apa yang mesti dibicarakan dan apa yang mesti di diamkan.Lidah tidak di biarkan mengucapakan kata-kata yang tidak berarti,kurang berarti,jorok,jabul, dan segala omong kosong lainnya,, Lidah di sucikan dari keburukan-keburukan ucapan, ini bukan berarti mereka tidak bisa berkata omong kosong,jorok-jorok, atau cabul-cabul,,, Mereka bisa melakukan itu,,,.

Tetapi untuk apa?? Untuk apa mengeluarkan kata-kata yang tidak bermakna?? Untuk apa menghamburakan kata-kata yang justru hanya akan mencerminkan keadaan jiwa yang buruk,mesum dan jahil serta ntah apalagi sebutannya!!!!!!!..

Tetapi lihatlah,,, dengarlah,, dan renungkanlah kebiasaan dari sebagian kita,,, Dalam banyak pertemuan dan kesempatan,, kata-kata yang tidak bermakna dan bermanfaat berhamburan bagai serpihan-serpihan dedaunan kering yang digulung badai. Canda tawa dilakukan dengan berlebih-lebihan. Orang-orang semakin merasa puas manakala semakin bisa banyak berkata-kata dan semakin banyak bicara. Tak jarang, siapa saja yang sanggup secara terang-terangan berkata jorok maka dialah yang diberikan kesempatan untuk banyak berkata-kata.

Aduhaiiiiiii………!!!!!!!!!!!! Sampai kapaaaaaaaaaan!!?????? Sampai kapan, lidah kita gunakan untuk ucapan dan hal-hal seperti itu…..??

Apa yang ada di pikiran orang tentang kita, itu tidak kita ketahui,, orang akan begitu mudah menjustifikasi kita seperti apa yang kita katakan itu,,,, missaaal”””””!! Bila kita sering berkata cabul,, maka kita akan diangaap dan di cap sebagai pencabul…. Ya!!!!!! Walaupun kita bukanlah tipologi pencabul.. atau bila kita suka berbasa basi,, orang akan sulit menanggapi kita dengan serius,, sebab basa basi biasanya dihadapi dengan basa basi pula. Bila kita suka bercanda.. terutama dengan canda yang berlebihan, maka orang akan menilai kita sebagai orang yang tidak pernah serius pula. Kalaupun kita tengah serius, orang akan menaggapi bahwa kita tengah bercanda..

Tetapi,,, bila kita sanggup menjaga lisan kita dari perkatan-perkataan yang tidak bermakna dan cenderung bersyahwat, orang lain akan merasa segan dengan kita,,Orang akan meyakini kita sebagi seseorang yang sanggup menjaga lidah dan rahasia… kata-kata kita akan didengar mereka. Dan kita sendiri akan mendapati sebagai pemilik jiwa yang berbahagiaaa!!! Pada saat inilah, cahaya ketuhanan akan semakin memenuhi rongga dada kita,,,. Hikmah – hikmah akan mudah masuk membashi jiwa kita..Hati akan tersingkap dan nurani kita akan menjadi pemandu jalan hidup kita…

Tapi semua itu kembali pada kebiasaan kita masing-masing,, apa yang sering kita lakukan dan ucapkan maka hal itu pula yang akan sering kita lakukan dan ucapkan,,, ya!!!! Semua itu memang bisa berubah,,, tapi kan perlu proses,, dan prosenya ini akan membuat badan dan lidah menjadi panas dingin bila kita ndak terbiasa,,,, hehheheheee…..!!!! mudah-mudahan kita bisa menjadi orang-orang yang dikisahkan dalam (Q.S.Al-Imran[3]:190-191) sehingga walaupun kita diam,, diamnya kita menjadi dan membawa rahmat,, baik bagi kehidupan kita sendiri maupun orang lain,,,,,,

WaAllahu A’lam
Samudra.. 27 juni 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar