Minggu, 10 Januari 2016

Mengapa Kita Belum Bisa Menghafal Al-Qur’an?



(Part I)


Pagi ini, mentari bersinar dengan sinar yang hangat, sembari hawa sejuk di pagi hari yang menyelimuti badan. Tak bosan rasanya hidung ini menghirup udara yang begitu sejuk, menarik nafas, menghirup udara pagi yang sejuk, menahannya sejenak dengan memejamkan mata, merasakan udara masuk melalui rongga hidung kemuidan ke dalam dada, hhmmmmm sangat indah terasa. Segar, membuat bibir merekah senyum bahagia, oooh tuhan sungguh luar biasa nikmat yang telah Engkau berikan kepada kami (berkata dalam hati).
Sambil terus mendayung sepeda, menikmati udara nan sejuk dengan mentari yang mulai meninggi. Tak terasa beberapa tempat telah terlewati. Dan akhirnya aku memutuskan untuk rehat sejenak disebuah lapangan. Banyak anak-anak yang sedang bermain, bersepeda, dan sekedar duduk bersenda gurau dengan temannya dilapangan, sesekali juga tampak raut wajah mereka bahagia, takut dan sedikit palak sambil tersenyum memukul temannya yang membuat kesal. Hehehe.... bibir ini tanpa sadar juga ikut tersenyum merasakan apa yang dilihat oleh mata ttg apa yang mereka (anak-anak) lakukan.
Lalu aku berjalan sambil menuntun sepedaku mengitari lapangan, aku mendapatkan seorang anak yang sedang duduk termenung. Namun sorot matanya yang tak kosong akhirnya menghentikan langkahku untuk duduk dan mencoba untuk menyapanya. Aku bertanya : sedang apa adik? Ia menjawab dengan cueknya : lagi bengong bg, hehehe,, aku hanya bisa tertawa mendengarkan jawaban anak tersebut.
Lalu kembali ku bertanya. Apa yang lagi dibengongin? Atau jangan-jangan lagi mengahayal nii? Ahhaaaha..... dengan sdikit tawa di ujung pertanyaanku,,, jawaban anak ini yang membuatku terperanjat, kagum, dan hampir–hampir,,, hampir meneteskan air mata juga,,,,, (haru biru).
Anak itu menjawab : disini aku melihat banyak teman, tapi aku tak merasa punya teman, dari tadi aku duduk disini  dan ga da seorang pun yang mendatangi ku dan mengajakku bermain bersama atau sekedar bercerita. Dalam lamunanku aku teringat nasehat ayah kepadaku saat ia sedang terbaring lemah di tempat tidur, “Jadikanlah qur’an sebagai temanmu, niscaya kamu g kan kesepian naak”. (sembari anak itu menirukan gaya ayahnya menasehati). Saat mendengar nasehat itu aku hanya tersenyum dan menjawab, “iya yah”, dan bodohnya aku yang menunda-nunda untuk bertanya pada ayah, sehingga aku g sempat lagi untuk bertanya, mengenai bagaimana caranya menjadikan qur’an sebagai teman. Karna keesokan harinya ayahku telah dipanggil oleh Yang Maha Kuasa. Aku menjerit,,,, berteriak..menangis...tapi apa boleh buat semua sudah terjadi. Dan itu semua sudah takdirNya.
Aku sangat merindukannya,, ia yang selalu memberiku nasehat. Namun sayang, g  pernah ku dengarkan apalagi kulakukan nasehatnya. Sebenarnya aku pengen melakukan semua nasehatnya dan menjadi seperti saudara-saudaraku yang lain, yang mereka bisa hafal qur’an.
Mendengar pernyataannya yang terkahir “sebenarnya aku pengen seperti saudara-saudaraku yang lain, yang mereka bisa hafal qur’an”. Yok kita pause dulu cerita anak tadi ya,, hehehe g pa-pa kan,,, hehehehe,,,,cba jawab pertanyaan ini,  siapa di antara pembaca yang pengen bisa hafal qur’an komplit 30 juz? Kenapa pengen? Pasti jawabannya, yaa kalau bisa hafal qur’an, ntar kan dapat pahala dan balasan yang sangat mulia baik di dunia maupun di akhirat kelak, punya teman akrab dalam kubur, bisa dapat syafa’at dihari kiamat, bisa dapat mahkota kemuliaan dan kedudukan yang tinggi di SyurgaNya, hmm,,, dan beragam balasan serta pahala yang sangat berlimpah tentunya.
Lalu coba jawab pertanyaan ini, siapa di antara pembaca yang sudah hafal 30 juz?, hehehehee kenapa pada senyum-senyum, hehe boro-boro 30 juz, juz 30 aja belum habis-habis yaa, hehehe,,ya sama, saya juga. Hiihihihi (tertawa malu). Yaaa,,, sekalipun kita tau, bahwa ada pahala dan balasan yang sangat luar biasa, namun kita masih saja “kurang” begitu peduli. Lalu kenapa sampai sekarang kita belum bisa hafal qur’an komplit (30 Juz)?
Heheheh naaahlooo,,, jawabnnya pasti beragam. Pasti ada yang jawab,, maklum,,, banyak kesibukan, banyak x tugas belajar, kerja, belum lagi ngurus anak, suami dan keluarga, atau mungkin ada juga yang “mencela” orangtuanya karena dulu orang tuanya g mengikutsertakan kita untuk belajar hafal qur’an. Jadi uda tua gini ya susah untuk hafal. atau ada juga yang ‘mencela” sistem sekolah yang g memotivasi siswanya untuk hafal qur’an kecuali hanya beberapa ayat atau surat saja. Atau ada juga yang “mencela” adduuuchh,, daya ingat dan konsentrasiku lemah,,, atau ada juga yang beralasan aku belum siap, ntar buat dosa lagi, jadi lupa dech.
Hehehe... beragam jawaban tadi pasti muncul ketika dilontarkan pertanyaan kenapa sampai sekarang kita belum bisa hafal qur’an? Jawaban –jawaban lain akan muncul dengan beragam alasan yang bisa jadi panjang untuk di jabarakan ditulisan ini. Tapi,,,sebenarnya alasan-alasan itu adalah alasan-alasan yang sangat sepele, ya sangat sepele, karena semua alasan itu bukan penyebab utama yang menyebabkan kita g bisa hafal qur’an. Ya g?
Mau tau apa sebab yang sebenarnya? Hanya satu kata, Malas? Bukan malas, penyebab yang menyebabkan kita g hafal qur’an hanya satu kata yaitu IBLIS, hehehehe benerkan? Yaa ahahaha yg jawab bener berarti ketauan, mencari “kambing hitam” ahahaha.... :p kita lanjut pada tulisan berikutnya ya,,,,

Wassalam...
Asam peutik, 10 Januari 2016
10.30 wib


Tidak ada komentar:

Posting Komentar